Barangkali tinta hanya keluh airmata, menuliskan sajak dan malam yang tak sempat membebaskan sekeranjang mimpi: tentang kami.
Mungkin keberadaan nyata hanyalah injeksi khayalan siang; membelai seraut wajah dan kenangan. Aku belum lupa tentang letak alisnya yang tebal, sering bertampang tegas. Menyembunyikan mata redup yang tak lelah tersenyum melindungiku. Matanya: matahatiku.
"Karena aku sudah berjanji akan baik-baik saja"
Karena seiring sepertiga hati yang mengizinkan kata selamat tinggal itu, pada wujud rindu yang tak bisa kusentuh kini.
Tinta hanya keluh airmata, lama sebelumnya menyaksikan kematianku sendiri, seminit setelah pemergian cintaku...
Mungkin keberadaan nyata hanyalah injeksi khayalan siang; membelai seraut wajah dan kenangan. Aku belum lupa tentang letak alisnya yang tebal, sering bertampang tegas. Menyembunyikan mata redup yang tak lelah tersenyum melindungiku. Matanya: matahatiku.
"Karena aku sudah berjanji akan baik-baik saja"
Karena seiring sepertiga hati yang mengizinkan kata selamat tinggal itu, pada wujud rindu yang tak bisa kusentuh kini.
Tinta hanya keluh airmata, lama sebelumnya menyaksikan kematianku sendiri, seminit setelah pemergian cintaku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar